Amerika Serikat Siapkan Paket Bantuan Militer Senilai 2,2 Miliar Dolar untuk Ukraina

SOBATINDONEWS.COM – Amerika Serikat segera mengumumkan paket bantuan militer baru senilai 2,2 miliar dolar AS untuk Ukraina.

Menurut dua pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut, paket bantuan akan mencakup roket jarak jauh dan beberapa amunisi serta senjata lainnya.

“Bantuan senjata diharapkan akan diumumkan paling cepat akhir pekan ini,” kata seorang para pejabat itu, melansir Straits Times, Rabu (1/2/2023).

“Itu juga diharapkan mencakup peralatan pendukung untuk sistem pertahanan udara Patriot, amunisi berpemandu presisi dan senjata anti-tank Javelin,” imbuhnya.

Pejabat itu juga mengatakan bahwa sebagian paket bantuan tersebut nantinya akan berasal dari dana yang dikenal sebagai Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI), dengan kisaran nilai 1,7 miliar dolar AS.

“Dana USAI akan digunakan untuk pembelian senjata baru, Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), yang memiliki jangkauan 150 km,” ungkap pejabat itu.

Sebelumnya, pemerintahan presiden AS Joe Biden telah menolak permintaan Ukraina atas rudal ATACMS dengan jangkauan 297 km.

Tak hanya itu, Amerika Serikat juga menolak untuk mengirimkan pesawat tempur F-16 yang telah diminta oleh presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam pidato akhir pekan lalu, Zelensky mengatakan bahwa Kyiv membutuhkan senjata baru dan pengiriman yang lebih cepat untuk menghadapi serangan dari pasukan Rusia di wilayah Donetsk timur.

“Situasinya sangat sulit. Bakhmut, Vuhledar, dan sektor lain di wilayah Donetsk mendapat serangan terus menerus dari pasukan Rusia. Ada upaya berkelanjutan dari mereka untuk menembus pertahanan kami,” kata Zelenskiy.

“Rusia ingin perang berlarut-larut dan menghabiskan pasukan kita. Jadi kita harus menyediakan waktu untuk senjata kita. Kita harus mempercepat peristiwa, mempercepat pasokan, dan membuka opsi senjata baru untuk Ukraina,” imbuhnya.

Di saat yang bersamaan, kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa pihaknya tidak berencana untuk mengirimkan jet tempur ke Ukraina.

“Saya hanya bisa menyarankan agar tidak terlibat dalam perang penawaran terus-menerus dalam hal sistem senjata,” kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Tagesspiegel, Minggu (29/1/2023).

Di sisi lain, Scholz juga telah memperingatkan agar tidak meningkatkan “risiko eskalasi”, dengan Moskow sudah mengecam keras pengiriman tank Leopard 2.

“Tidak ada perang antara NATO dan Rusia. Kami tidak akan membiarkan eskalasi seperti itu,” pungkas Scholz.

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.