Gubernur Koster Sebut Penerapan Kendaraan Listrik Korbankan Pajak Kendaraan di Bali

SOBATINDONEWS.COM, BALI -Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk terus mengimplementasikan visi Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ yang salah satunya melalui program Misi ke-21 yaitu Mengembangkan Tata Kehidupan Krama Bali, Menata Wilayah dan Lingkungan yang Bersih, Hijau dan Indah.

Menyambut komitmen tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah memulai wacana transisi ke kendaraan bermotor listrik (electric vehicle atau EV) dan penggunaan energi terbarukan.

Dalam rangka mempercepat penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Provinsi Bali, Pemerintah Provinsi Bali akan melaksanakan peluncuran Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Provinsi Bali Tahun 2022-2026, sebagai bentuk dukungan terhadap Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Acara ini dilakukan secara hybrid di Rumah Dinas Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Kamis 26 Januari 2023.

“Perawatan antara sepeda motor konvensional dengan yang listrik itu jauh lebih murah, tapi di awalnya memang untuk belinya lebih tinggi. Kalau sepeda motor listrik di awal dia belinya lebih tinggi, tapi perawatannya sangat murah,” ucap Koster pada peluncuran Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Provinsi Bali Tahun 2022-2026.

Lebih lanjutnya, Koster mengatakan, untuk sepeda motor konvensional memang pada modal awalnya lebih rendah, namun perawatannya tinggi.

Juga pada operasionalnya yang lebih tinggi, seperti bensinnya yang lebih mahal dan merawatnya lebih mahal.

Sehingga jika ditotal mulai dari membeli, perawatan, operasional jauh lebih murah kendaraan listrik daripada konvensional.

Kendaraan listrik juga tidak berisik dan tidak menyebarkan polusi udara.

“Satu kebijakan dibuat karena ada suatu keyakinan ini akan berjalan. Harus optimis dan saya yakin ini bisa jalan, karena dia memberi manfaat yang jauh lebih ringan kepada masyarakat, lebih baik daripada sepeda motor yang konvensional. Pelan-pelan dulu, 2026 kan 145 ribu, kan ini di Bali jutaan sepeda motor sekarang sudah. Kalau bisa dilaksanakan secara paralel, pertama adalah konversi yang sudah ada, kan ada jutaan sepeda motor dikonversi ke listrik sama yang beli baru. Ini memang harus ada skema kerja sama dengan pihak industri dan swasta lainnya,” imbuhnya.

Penerapan kendaraan listrik ini tentu saja ada yang menjadi korban.

Yakni sumber pajak Provinsi Bali dari kendraan berkurang, namun ia tak mempermasalahkan hal tersebut.

Menurutnya, industrinya di Bali berkembang dan transformasi teknologi juga berjalan.

Untuk target penggunaan kendaraan listrik ini akan segera dilakukan, begitu rencana aksi daerah ini berjalan.

Setelah itu akan dijadikan pemodelan di Ubud, Nusa Penida, dan wisata yang lain.

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.