Kebakaran TPA Sarimukti Dorong AO PNM Batu Warga Padalarang Kelola Sampah
SOBATINDONEWS.COM, PADALARANG JAWA BARAT. Sampah kerap menjadi persoalan karena kurangnya pengetahuan masyarakat. Terlebih lagi, saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau persoalan lainnya yang membuat sampah tidak bisa diangkut atau didaur ulang.
Tidak terangkutnya sampah, kata Triska, Account Officer (AO) atau Petugas Pendamping Program PNM Mekaar PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam keterangan pada Selasa (4/6), pernah terjadi ?di wilayah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar).
Triska yang sudah bekerja selama 2 tahun di perusahaan pelat merah tersebut, menceritakan, salah seorang nasabah PNM Mekaar Padalarang, menyampaikan, mengunungnnya sampah karena tidak bisa diangkut gegara TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung, terbakar hebat.
Nasabah tersebut, lanjut Triska, menyampaikan kebutuhan untuk mengatasi persoalan sampah dan penyelematan lingkungan. Ia kemudian menanggapi persoalan tersebut dan berupaya mencari solusi.
“Cerita ini kami capture melalui program PNM Bercerita, yaitu program lomba video yang diikuti 62 Cabang PNM dalam rangkaian HUT ke-25 PNM dengan tema ‘Terus Tumbuh Tuk Bangun Asa,” katanya.
Bukan hanya itu, Triska juga tergerak untuk membantu warga, khususnya nasabah PMN Mekaar di wilayah Padalarang tersebut. Ia kemudia mendapat ide untuk memberikan pelatihan pengelolaan sampah.
Triska menjelaskan, pelatihan pengelolaan sampah tersebut melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) milik PNM. Ia dan nasabah PNM Unit Padalarang belajar bersama tentang pengeloloan bank sampah melalui Bank Sampah Bukit Berlian Padalarang.
Bukan hanya belajar mengelola sampah, lanjut Triska, pihaknya juga memberikan pelatihan budidaya maggot. Pelatihan tersebut juga merupakan bagian pengelolaan sampah, khususnya sampah organik.
Lebih lanjut Triska menyampaikan, pelatihan tersebut merupakan salah satu bentuk dari tiga modal PNM. Dalam mendukung pertumbuhan ultra mikro dan UMKM, PNM memberikan tiga modal, yaitu finansial, intelektual, dan sosial.
Modal finansial diberikan melalui pembiayaan usaha produktif, sedangkan modal intelektual melalui pendampingan antara lain pelatihan, berbagi info, dan pengalaman.
“Sedangkan modal sosial, PNM membangun kepedulian nasabah melalui jejaring usaha dan sinergi bisnis yang mampu membantu percepatan usaha nasabah,” kata dia.
Perempuan yang awalnya bermimpi untuk dapat bekerja di perusahaan BUMN tersebut, mengatakan, memang jalan yang dilaluinya tidak selalu mudah. Namun ia bersyukur dampak kehadirannya tidak hanya bisa membantu para ibu nasabah melalui pembiayaan, tetapi secara perlahan, lingkungan mereka juga bisa dibantu agar lebih sehat.
Ketua Kelompok PNM Mekaar unit Padalarang, Ema, mengatakan, pihaknya bersyukur berkat pelatihan tersebut para ibu dapat mengelola sampah setelah mendapat pelatihan.
“Alhamdulillah berkat pelatihan yang diberikan, sekarang ibu-ibu di sini bisa mengelola sampah organik secara mandiri dan juga sebanyak hampir 2 ton sampah organik sudah berhasil dikelola di Bank Sampah Bukit Berlian Padalarang,” ujarnya.
Semetara itu, Direktur Utama (Dirut) PT PNM, Arief Mulyadi, menyampaikan, bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah.
“Jadi, bank sampah dapat berguna untuk mengubah sesuatu yang tidak ternilai menjadi sesuatu yang berharga,” katanya.
Arief menyampaikan, pihaknya mengharapkan, berbagai pelatihan pelatihan yang telah diberikan pihaknya bisa memberikan manfaat langsung bukan hanya pada aspek ekonomi, namun juga terhadap pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat di lingkungan masing-masing.
Ia menjelaskan, PNM akan terus mendorong nasabah untuk bisa mendapatkan ilmu baru untuk pengembangan usaha pada masing-masing sektor usaha. Harapannya, nasabah mampu mengembangkan usahanya dengan cara yang berbeda, seperti pemberdayaan yang biasa dilakukan.
PNM merupakan lembaga pembiayaan dan pendampingan perempuan prasejahtera di Indonesia melalui sektor usaha ultra mikro. PNM tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk. Hingga kini, sudah ada 15,2 juta nasabah PNM di seluruh Indonesia.