Permintaan Caleg Untuk Kampanye Timbulkan Kelangkaan, Harga Beras di Agen Pasar Minggu Tembus Rp 17.000/Kg

Harga beras di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, melambung sejak beberapa waktu terakhir. Seorang agen di Toko Sembako Solo bernama Edo (39) mengungkapkan, harga beras premium telah mencapai Rp 17.000 per kilogram.

Seorang agen Toko Sembako Solo bernama Edo saat ditemui di tokonya di Jalan Poltangan Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).

“Harga beras saat ini, cukup lumayan harganya, naik melambung. Dari harga Rp 13.000 sampai Rp 17.000 per kilogram. Itu kualitas premium sama standarnya,” kata Edo saat ditemui di tokonya, Jalan Poltangan Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).

Sebelum naik, harga beras dengan kualitas premium hanya Rp 11.000 per kilogram. Kata Edo, harga tersebut sudah paling tinggi.

“(Mulai naik) pertengahan Januari 2024, awal tahun itu sudah mulai melambung harga beras. Saya sudah lima tahun (jadi agen sembako) dan fenomena kenaikan harga ini yang paling tinggi,” ujar Edo.

Hal senada juga disampaikan oleh agen di Toko Sembako Ery bernama Arif Budiman (38). Bahkan Arif menyampaikan, harga beras sudah merangkak naik sejak November 2023.

“Jadi, per kilogram itu sekarang Rp 14.000-Rp 17.000 rate harganya untuk yang premium,” ujar Arif

Selain beras premium, Arif berkata, harga beras dari Perum Bulog juga cukup mahal. Menurut dia, harga beras bulog nyatanya berbeda dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

“Kalau memang pengin swasembada pangan, ya sekarang kayak gini, kelangkaan beras itu harusnya bisa ditanggung sama pemerintah. Dan pasok beras-beras bulog yang katanya untuk rakyat, ya memang harus tepat sasaran,” ujar Arif.

“Jangan jadi permainan orang-orang atas, akhirnya ke bawah sama saja, beras tetap mahal. Kenyataannya di lapangan, beras bulog itu juga harganya tetap mahal. Yang katanya Rp 10.900 per kilogram, bisa dicek, kenyataan di lapangan itu kami beli sudah di atas Rp 12.000,” imbuh dia.

Penyebab Harga Naik

Menurut Edo dan Arif, penyebab utama kenaikan harga beras adalah banyak petani di sejumlah daerah yang gagal panen.

Banjir di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sebagai salah satu daerah produsen beras, juga diperkirakan menyebabkan kenaikan harga beras.

“Apalagi ini kan Jawa Tengah tiba-tiba banjir bandang segala macam, itu juga berpengaruh. Demak, Kudus, Grobogan, itu berpengaruh juga itu,” ujar Arif.

Selain adanya bencana banjir tersebut, di masa-masa kampanye saat ini banyak calon anggota legislatif (caleg) dan kader partai politik yang memborong beras untuk keperluan kampanye. Edo pemilik Toko Sembako Solo juga menduga bahwa hal itu turut menjadi penyebab mahalnya harga dan kelangkaan beras di pasaran saat ini.

“Pemilu mungkin ngefek juga dikit. Mungkin, ada caleg-caleg atau kader-kader partai yang membeli beras terlalu banyak untuk bansos dan lainnya akhirnya untuk pedagang kebagiannya cuma sedikit,” kata Edo

Edo sendiri pernah mengalami hal itu. Beberapa waktu terakhir ada beberapa caleg dan kader partai politik yang membeli paketan sembako dengan jumlah besar.

“Pernah ada, memang ada sih beberapa caleg minta pesanan paket untuk sembako. Ada beberapa, mulai 100 sampai 200 paket,” ujar Edo.

“(Beras) lima kilogram (untuk satu paket). Cuma tempat (agen) lain enggak tahu ya,” ucap dia melanjutkan.

Saat ditanya ada berapa caleg yang datang ke tokonya, Edo tidak mengetahui pasti karena tak menghitung.

“Saya enggak tahu itu caleg apa, itu juga ada (kader partai politik) yang melalui orang lagi, bukan tangan pertama (yang membeli),” imbuh Edo.

Hal serupa juga disampaikan Arif Budiman (38) seorang agen di Toko Sembako Ery. Selain karena para petani di sejumlah daerah gagal panen, Arif memprediksi kenaikan atau kelangkaan beras disebabkan akibat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Bisa jadi faktor mau pemilu, memang kebutuhan yang mungkin untuk yang lagi nyalon-nyalon kali ya, mau bikin pembagian sembako, bansos itu kali. Makanya di pasar jadi agak berkurang. Tapi, yang utama sih, faktornya memang banyak yang gagal panen,” ucap Arif.

Selain beras premium, Arif berkata, harga beras dari Perum Bulog juga cukup mahal. Menurut dia, harga beras bulog nyatanya berbeda dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

“Kalau memang pingin swasembada pangan, ya sekarang kayak gini, kelangkaan beras itu harusnya bisa ditanggung sama pemerintah. Dan pasok beras-beras bulog yang katanya untuk rakyat, ya memang harus tepat sasaran,” ujar Arif.

“Jangan jadi permainan orang-orang atas, akhirnya ke bawah sama saja, beras tetap mahal. Kenyataannya di lapangan, beras bulog itu juga harganya tetap mahal. Yang katanya Rp 10.900 per kilogram, bisa dicek, kenyataan di lapangan itu kami beli sudah di atas Rp 12.000,” imbuh dia

Untuk diketahui, harga beras di Pasar Minggu dengan kualitas premium senilai Rp 13.000 – Rp 17.000 per kilogram pada hari ini, Senin (12/2/2024). Sebelum adanya kenaikan, harga beras premium di Pasar Minggu senilai Rp 10.000 – Rp 13.000 per kilogram.

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.