Rasio Gini Turun, Babel Terendah Nasional

SOBATINDONEWS.COM, Pangkalpinang — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat indikator tingkat ketimpangan pengeluaran secara menyeluruh atau Rasio Gini di Babel pada September 2022 terendah se-Indonesia yaitu 0,255. “Rasio Gini Babel naik 0,019 poin dibandingkan Maret 2022 yaitu 0,236.

Akan tetapi Babel masih menjadi provinsi dengan Rasio Gini terendah secara nasional.” kata Statistisi Madya BPS Provinsi Bangka Belitung Sri Hapsari di Pangkalpinang, Senin. Sri mengatakan terdapat 6 provinsi dengan angka di atas Rasio Gini Indonesia yang sebesar 0,381 yaitu Provinsi DI Yogyakarta, Gorontalo, Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, dan Papua Barat. “Apabila dibanding dengan Rasio Gini nasional sebesar 0,381, terdapat enam provinsi dengan angka tertinggi, yaitu Provinsi DI Yogyakarta 0,459, Gorontalo 0,423, Jawa Barat 0,412, DKI Jakarta 0,412, Papua 0,393, dan Papua Barat 0,384,” ungkapnya.

Sementara itu, jika dilihat dari daerah tempat tinggal, Rasio Gini di daerah perkotaan selalu menunjukkan angka lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan karena pekerjaan masyarakat perkotaan yang lebih beragam sehingga gap lapisan penduduk di perkotaan lebih tinggi dibanding di desa.  “Pada September 2022, Rasio Gini di daerah perkotaan sebesar 0,263 mengalami kenaikan sebesar 0,015 poin dibanding Maret 2022 yang sebesar 0,248 dan juga mengalami kenaikan sebesar 0,004 poin jika dibandingkan September 2021 yang sebesar 0,259. Sedangkan untuk Rasio Gini daerah perdesaan pada periode September 2022 sebesar 0,222 naik 0,016 poin dibanding Maret 2022 yang sebesar 0,206 dan naik sebesar 0,007 poin dibanding September 2021 yang sebesar 0,215,” ujarnya.

Sri menambahkan selain Rasio Gini ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia. “Berdasarkan ukuran ini tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen,” jelasnya. Sri menjelaskan pada September 2022, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 24,96 persen yang berarti ada pada kategori ketimpangan rendah. Kondisi ini turun dibandingkan dengan Maret 2022 yang sebesar 25,59 persen dan juga turun dibandingkan dengan September 2021 yang sebesar 25,66 persen. “Jika dibedakan menurut klasifikasi daerah, pada September 2022 persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan adalah sebesar 24,68 persen. Sementara persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perdesaan tercatat sebesar 26,61 persen. Dengan demikian, menurut kriteria Bank Dunia, daerah perkotaan dan perdesaan di Babel juga termasuk ketimpangan rendah.” tutupnya.

(antara.news)

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.